Friday, May 3, 2013

Sebuah Bintang di Lautan Asa !


(nostalgia desek)

Kalimat ini ku tulis bukan dengan noktah hitam namun hanya agar kau tahu dan tidak lebih dari itu. Mungkin lalu kau bertanya, “Terus jika aku sudah tau?”. Yaa . . . ku hanya ingin mengatakannya padaMu.

Bagi ku
Dirimu adalah wanita misterius
Hatimu bagaikan dinding tak bercelah
Sikapmu dingin bagai hawa di pagi ini
Pemikiranmu lebih tenang dari air yang tak beriak

Tak terasa baru 2 kali Desember aku mengenalmu
Namun kau menorehkan kekaguman dalam hati ini
Ya . . . kekaguman bagai Romeo pada Juliette
Bukan kekaguman seperti Aladin pada Zainab

Mungkin pula kau bertanya
“Aku pun tak pernah berniat akan hal itu?”
Memang itu tak pernah kau lakukan
Hanya diriku yang tak tau diri ini yang membukanya

Rasa ini terkubur sejak lama
Namun tak pernah berkarat dimakan usia
Hanya angan yang membuatnya bergairah
Dan cita yang menjadi akarnya

Aku pun tak menyadari
Sejak kapan rasa itu muncul?
Sejak kapan rasa itu mencuat?
Sejak kapan rasa itu menggembung?

Kurasa semenjak aku melihatmu untuk pertama
Ku tahu jika kau memang Manis
Sinar matamu menyiratkan keluguan waktu itu
Senyum tipismu menggoreskan ketulusan

Ya . . . itu lah yang ku rasakan
Auramu menembus raga ini hingga ke intinya
Auramu pula yang berputar di dalam kepala
Dan auramu juga memunculkan sanyum setiap ku memandangmu

Ternyata baru ku sadari
Hati ini tertambat padaMu
Engkau bagai Amarta Tirta
Yang memberi semangat dan kehidupan

Ku tak bisa menggambarkan perasaan itu
Tak ada kata
Tak ada tutur
Tak ada ucapan

Namun engkau berbeda
Berbeda dengan wanita-wanita yang pernah singgah
Engkau unik
Engkau misterius

Ku cari celah di hatiMu  untuk ku singgahi
Namun yang ku temukan hanya kehampaan
Yang ku temukan hanya kesia-siaan
Yang ku lihat hanya hal yang mustahil

Aku menyerah
Aku terlalu lelah untuk saat ini
Aku memohon maaf pada Mu
Pada engkau yang misterius

Aku mohon maaf
Beribu-ribu maaf
Karena kelancangan ku
Karena sikap ku

Dibalik sikap ku
Sikap yang selalu mengganggu hari-hariMu
Memang aku punya rasa itu

Ketahuilah . . .
Sikap yang kau miliki itu Anugerah
Tak semua wanita memilikinya
Tak semua gadis mempunyainya

Bagi seorang kesatria
Itu tanda keanggunan wanita
Tanda jika wanita itu mahal
Mahal bukan dalam harga, namun Nilai

Yang pantas diperebutkan para Pembesar
Pembesar negeri ini
Pembesar agama ini
Dan pembesar yang dirahmati

Niscaya kelak engkau akan mendapatkan
Sesuatu yang sepadan dengan engkau
Sesuatu yang tinggi
Sesuatu yang besar

Namun,
Terkadang ku bertanya
Dibalik sikap dinginMu
Adakah yang singgah di hati Mu saat ini?

Mungkin ya
Mungkin tidak
Ku tak mau berspekulasi
Ku tak mau mengekspektasi

Sekali lagi ku minta maaf
Entah kapan kau akan membaca sajak ku ini
Entah kapan pula kau akan mengerti

Jadilah dirimu yang saat ini
Diri dengan idealis yang tinggi
Diri dengan potensi yang besar
Diri dengan aura terakbar


Ditulis oleh yang engkau kenal.

1 comment: